Rabu, 17 Agustus 2011

Nelayan Tanjungbalai Semakin Terpuruk


Para nelayan di Kota Tanjungbalai dalam kurun waktu tiga bulan terakhir semakin terpuruk. Keterpurukan itu tidak saja diakibatkan kondisi iklim yang kurang mendukung seperti angin kencang dan kuatnya gelombang laut, tetapi juga dampak dari maraknya aksi perompakan serta menjamurnya pukat trawl (pukat harimau) yang beroperasi menangkap ikan di wilayah tangkapan nelayan tradisional.
Yunus (43), seorang nakhoda kapal nelayan, Selasa (16/8) menyebutkan, tahun-tahun sebelumnya menjelang Idul Fitri, pendapatan nelayan selalu meningkat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan lebaran.

“Sekarang ini, pendapatan nelayan untuk sekali melaut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, bahkan hasil tersebut jauh berkurang, apalagi belakangan ini berbagai harga kebutuhan pokok melambung naik,” tuturnya.

Namun demikian, lanjut Yunus, kendati kalangan masyarakat nelayan kerap menyampaikan keluhannya, sampai saat ini belum terlihat ada perhatian serius dari pemerintah terkait permasalahan nelayan tersebut.

Padahal, sebutnya, nelayan seperti dirinya sangat membutuhkan ada kebijakan nyata dari pemerintah yang bisa melindungi nelayan yang saat ini masih mengandalkan tangkapan menggunakan alat-alat tradisional.

Hal serupa juga diungkapkan Agus, yang berprofesi sebagai buruh nelayan di Tanjungbalai. Agus mengaku saat ini dirinya hanya bisa pasrah sembari menumpukkan harapannya kepada pemerintah dan para wakil rakyat di legislatif.

“Kami juga bagian dari rakyat NKRI, dan sudah sewajarnya kami meminta perlindungan dan perhatian kepada pemerintah dan wakil rakyat.” ucapnya.

Melihat kondisi ini, Ketua Forum Komunikasi Nelayan Indonesia (FKNI) Tanjungbalai-Asahan Dahli Sirait mengaku, pihaknya sudah menyampaikan persoalan itu kepada para wakil rakyat di Sumut, terutama dalam mengatsi kasus pukat trawl yang kini terlihat semakin bebas beroperasi di laut. “Nasib nelayan saat ini semakin terpuruk, dan jika persoalan ini tidak segera diatasi kemungkinan beberapa waktu ke depan bakal terjadi pengaguran besar-besaran. Sebab, hal ini bisa berdampak pada banyaknya nelayan yang kehilangan mata pencaharian,” sebutnya. (metro)

1 komentar:

  1. botul botul....
    bahkan perdebatan dan pengaduan DAHLI SIRAIT kepada Bpk. MUKHTAR APi {SATKER PSDKP SUMATERA UTARA} bisa kawan kawan lihat di group facebook "LAUT LESTARI INDONESIA". pantaskah seorang PEJABAT PEMERINTAH berkomentar seperti itu........????

    BalasHapus

detiknews

KapanLagi.com: Entertainment

Tribunnews - RSS

Republika Online RSS Feed

ANTARA News - Berita Terkini

Waspada Online

Star Berita | Situs Informasi Tercepat Akurat